Minggu, 11 Maret 2012

Jual Jahe Merah Segar

Artikel Jahe Merah

ALTERNATIF  ”VIAGRA”  HAYATI dan PENYEMBUH  KOLERA
JAKARTA – Saat viagra pertama kali diperkenalkan di Indonesia, banyak orang tertarik untuk mencobanya, khususnya kaum lelaki. Berapa pun harga yang mesti dibayar untuk obat ini tidak jadi masalah, yang penting kehidupan seksual mereka dapat berlangsung lebih baik. Mereka bahkan mengabaikan sejumlah informasi tentang efek samping viagra.
Padahal, kekayaan hayati Indonesia menyodorkan alternatif penyembuh gangguan seksual tanpa harus melibatkan unsur kimiawi, yakni jahe merah. Orang Jawa menyebutnya jahe sunti, sementara masyarakat Aceh menamainya halia barah.
Tanpa proses kimiawi, tanaman ini sendiri sudah kaya dengan kandungan kimia, antara lain gingerol dan minyak terbang, limonene, 1,8 cineole, l0 dehydrogingerdione, 6-gingerdione, arginine, alpha linolenic acid, aspartic, betha-sitosterol, caprylic acid, capsaicin, chlorogenic acid, farnesal, farnesene, dan farnesol.
Unsur 1, 8 cineole mengatasi ejakulasi prematur, sementara anestetik antikholinesterase mampu merangsang aktivitas saraf pusat dan merangsang ereksi.
Selain merangsang ereksi dan mengatasi ejakulasi prematur, tanaman yang memiliki sifat pedas ini mampu merangsang selaput lendir perut besar dan usus dan mengurangi rasa sakit. Ia juga bisa mengobati influenza, merangsang keluarnya air susu ibu, mendorong produksi getah bening, menjaga kekebalan tubuh, mencegah kemandulan dan memperkuat daya tahan sperma. Unsur farnesal yang terkandung dalam tanaman ini juga mampu mencegah proses penuaan karena merangsang regenerasi sel kulit.
Akar
Bagian tanaman yang memiliki khasiat penyembuh untuk berbagai penyakit di atas adalah rimpang atau akar. Jika Anda tertarik dengan terapi alam ini, sebaiknya Anda membudidayakan sendiri tanaman jahe merah. Caranya gampang, Anda hanya perlu memperbanyaknya melalui penanaman akarnya. Namun, akar tanaman ini tidak bisa diambil dalam hitungan minggu sesudah penanaman, tapi Anda mesti menunggunya sekitar enam bulan.
Jangan berpikir hal rumit saat membudidayakan jahe merah. Karena pemeliharaan tanaman ini tergolong gampang. Seperti tanaman lain, Anda hanya perlu melakukan penyiraman dan pemupukan teratur terhadap tanaman ini. Karena jahe merah membutuhkan kelembapan tanah yang cukup.
Untuk mengobati batuk kering yang tak kunjung sembuh, Anda hanya perlu mengunyah jahe ini dan menelan airnya. Sementara untuk luka lecet, dapat disembuhkan dengan cara menempelkan tumbukan jahe ke luka tersebut. Hal sama bisa dilakukan untuk jenis luka terkena tikaman, luka terkena duri dan gatal-gatal. Khusus untuk luka bekas gigitan ular, tumbukan jahe tersebut perlu dibubuhi garam sedikit dan selanjutnya diletakkan di luka tersebut.
Sementara untuk mendapatkan efek bugar atau obat kuat bisa diperoleh dengan cara meminum air rebusan jahe. Sedangkan untuk menambah gairah seksual, Anda dapat mencampur jahe dengan lengkuas, mengkudu, lada, telur ayam kampung dan garam dapur. Menurut informasi yang dilansir dari mahkotadewa.com, pembuatan ramuan dilakukan dengan cara menumbuk halus lengkuas, jahe dan lada. Kemudian air buah mengkudu ditambahkan beserta air rebusan. Setelah itu, campuran ini disaring hingga menjadi satu gelas air ramuan, bubuhi garam dan aduk rata. Air dalam gelas ini selanjutnya dibagi menjadi dua bagian dan masing-masing ditambah satu kuning telur ayam kampung, diaduk rata dan siap dikonsumsi oleh suami dan istri yang memerlukannya. Bisa juga ditambahkan satu sendok makan madu untuk masing-masing ramuan itu.
Penyakit lain yang bisa disembuhkan dengan campuran jahe merah adalah kolera. Seperti halnya ramuan untuk penambah gairah seksual, ramuan untuk kolera perlu dicampur dengan bahan lain. Selain jahe merah, ramuan untuk kolera perlu ditambah bawang merah, akar lempuyang, biji kedawung, kulit manis, cuka jawa, tawas, garam dapur, teh, gula halus, minyak poko, dan kayu putih.
Caranya, bawang merah, akar lempuyang, biji kedawung, jahe merah dan kulit manis direbus dengan 1,5 liter air hingga air tersisa separuh. Kemudian dibubuhi cuka jawa, tawas, garam dapur dan teh. Selanjutnya, air ramuan tersebut disaring dan ditambah gula halus beserta minyak poko dan kayu putih. Sebelum diminum, ramuan ini sebaiknya dikocok dulu.
(san)
sumber : http://www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/2002/05/2/kes05.html
.
==>
.
.
.
JAHE MERAH  MENGUSIR ASMA
JAKARTA, KOMPAS.com – Bertahun-tahun asma akut menyiksa Asmalia Sulastri (35). Bila kambuh, ibu empat anak ini bisa sampai pingsan. Tak heran, rumah sakit jadi langganannya. Setelah ia rutin minum seduhan ekstrak jahe merah, gangguan itu pun hilang.
Betapa tersiksanya Lia, demikian perempuan semampai ini biasa dipanggil, setiap pukul 13.00-14.00 dan 21.00-22.00, asmanya kambuh. “Rasanya seperti dicekik, huh… sakit sekali,” ujarnya menggambarkan penderitaannya.
Hampir sepanjang hari ia hanya bisa berdiam di atas pembaringan. Obat sudah tentu menjadi temannya setiap sesak napas datang. Ceritanya menjadi lain setelah ia minum seduhan ekstrak jahe merah, gangguan di pernapasannya itu tak lagi mengganggu.
Lebih Pedas
Ramuan antiasma itu ia peroleh dari tetangganya yang memiliki keluhan sama. Setiap hari Lia minum 2 gelas besar seduhan jahe merah pada pagi dan malam. Caranya membuatnya pun sederhana. Rimpang jahe seukuran ibu jari tangan dimemarkan lalu direbus dengan 1,5 gelas air hingga tersisa 1 gelas, lalu diminum sekaligus. Syukurlah, hingga kini Lia tak lagi mengalami gangguan sesak napas.
Jahe merah memang banyak diresepkan para herbalis sebagai salah satu obat asma. Menurut DR Suwijiyo Pramono, Dosen Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta, kemungkinan efek antihistamin pada jahe merahlah yang meredakan asma.
Jahe merah adalah tumbuhan terna berbatang semu tegak dan tidak bercabang.
Batang tanaman berfamili zingiberaceae ini, berbentuk bulat kecil berwarna hijau dan agak keras. Daunnya tersusun berselang-selang teratur.
Tinggi tanaman ini tak lebih dari 60 cm. Ukuran jahe merah lebih kecil daripada jahe jenis lainnya. Sesuai namanya, jahe ini berwarna merah hingga jingga muda. Tanaman ini berserat kasar. Tekstur batang kasar berbentuk bulat kecil dan berwarna hijau kemerahan.
Tanaman bernama Latin Zingiber officinale ini, kata Bambang Sudewo, herbalis dari PJ Sekar Kedhaton, Yogyakarta, memang kaya manfaat. Sebagai bahan baku obat tradisional, jelas Dewo, begitu ia disapa, jahe merah banyak dipilih. Hal ini lantaran kandungan minyak atsiri, zat gingeral, serta oleoresin atau zat yang memberi rasa pahit dan pedas lebih tinggi ketimbang jahe gajah dan jahe emprit.
Menurut Dewo, jahe merah berkhasiat sebagai pencahar, antelmintik, antirematik, dan peluruh masuk angin. Juga berkhasiat untuk menghangatkan badan, penambah nafsu makan, peluruh keringat, serta mencegah dan mengobati masuk angin. Selain itu, juga berkhasiat mengatasi radang tenggorok (bronkitis), rematik, sakit pinggang, , nyeri lambung, meningkatkan stamina, mengobati pusing, nyeri otot, ejakulasi dini, pelancar ASI, dan meredakan asma.
Mbah Sarpinyem, penjaja jamu di Klithikan Pakuncen, Yogyakarta, juga memberikan racikan jahe merah kepada pembeli yang mengalami sesak napas karena asma.
Minuman Penghuni Surga
Nama genus zingiber yang berarti tanduk diberikan untuknya, lantaran rimpangnya mirip cula yang tumbuh di kepala badak. Zingiber diadopsi dari bahasa Arab, zanjabil. Alquran pada surat Al Insaan: 17, menyebut-nyebut jahe. Dinyatakan bahwa di dalam surga mereka diberi segelas minuman yang campurannya jahe.
Jahe merah, tambah Dewo, rimpangnya boleh kecil, tetapi soal rasa jahe ini paling pedas. Itu karena kandungan minyak atsirinya paling tinggi, yakni 3,90 persen. Jahe gajah hanya mengandung 1,6 persen minyak atsiri, sedang jahe emprit 1,5-3,5 persen. Kandungan kimianya berbeda pula. Itu sebabnya, memanfaatkannya juga tidak sama. Semisal, jahe gajah, banyak digunakan sebagai bahan masakan, minuman, dan kembang gula.
Aroma jahe merah sangat tajam. Kelebihan inilah yang menjadikan tanaman bernama lain jahe sunti ini dimanfaatkan sebagai bahan baku obat. Kata Dewo, minyak atsiri jahe merah adalah zingiberin, kamfena, lemonin, borneol, sineol, singeberol, linalool, geraniol, kavikol, zingiberen, zingiberal, gingeral, dan shogool. Tanaman ini juga mengandung minyak damar, pati asam organik, asam malat, asam aksolat, dan gingerin. Literatur lain menyebutkan tanaman ini juga mengandung flavonoid dan polifenol.
Selain untuk mengatasi asma, Mbah Sarpiyem memanfaatkan jahe merah sebagai pelega perut. Di rumah, ia meracik 15 gram rimpang segar, dengan membakarnya selama 15-20 menit. Selanjutnya dimemarkan dan diseduh dalam segelas air, lalu dicampur dengan sesendok makan madu, barulah diminum.
Anda penderita batuk kering, tambah Mbah Sarpiyem maupun Dewo, bisa juga minum perasan rimpang tanaman ini. Produk jahe merah telah dijual di pasaran berupa rajangan kering atau simplisia, jahe instan, serbuk jahe, sirop jahe, dan kembang gula jahe. Mau coba?
@ Hendra Priantono
sumber : http://kesehatan.kompas.com/read/2010/06/08/0957026/Jahe.Merah.Mengusir.Asma

EKSPOR IMPOR JAHE

Pengertian pertanian dalam arti yang sempit, mungkin hanya diartikan proses budidaya tanaman untuk pangan saja, namun dengan perkembangan pengetahuan, pertanian telah diartikan dalam bidang yang lebih luas lagi, seperti tercakup dalam rangkaian usaha agribisnis, mulai dari pembibitan, pembudidayaan, pemanenan, pengadaan sarana produksi pertanian (pupuk, insektisida, oil) serta pengelolaan dan pemasarannya.
Dalam sektor pemasaran, Indonesia terus melakukan ekspansi ekpor terhadap produk-produk baik dari sektor migas maupun nonmigas. Sektor nonmigas memberi sumbangan yang lebih besar bagi Indonesia dalam devisa,yaitu sebsar US$ 100 milyar (Badan Pusat Statistik,2008).

Perkembangan Ekspor Indonesia tahun 2007 - 2008

Dari sektor nonmigas, terdapat sektor pertanian yang memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan rakyat Indonesia. Dari sektor pertanian ini terdapat jenis tanaman dari subtanaman holtikultura, yaitu tanaman biofarmaka atau tanaman obat. Seiring dengan peningkatan permintaan dunia akan obat-obatan alami maka permintaan akan tanaman ini ikut meningkat. Dari ribuan jenis tanaman biofarmaka yang sangat dibutuhkan dunia, yang sudah dikembangkan Indonesia untuk komoditas andalan ekspor baru 13 jenis dengan jahe sebagai komoditas andalan yang ditandai dengan perluasan areal dan produksi paling besar diantara 12 jenis tanaman lainnya.

Jahe (Zingiber officinale Rosc.)Sumber :indobestseller.wordpress.com/200...gorokan/

Jahe (Zingiber officinale Rosc.) adalah tanaman yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia dan dunia, karena kekhasannya yang tidak dapat digantikan dengan tanaman lain. Komoditasnya memiliki peluang strategis dalam menunjang pembangunan di subsektor perkebunan untuk kesehatan dan sebagai komoditi non-tradisional. Permintaan jahe dunia berfluktuasi dengan nilai impor tahun 2001 US$ 159.626.729 kemudian menjadi US$ 143.998.323 pada tahun 2002. Tahun berikutnya, nilai ini meningkat menjadi US$ 175.051.653 dan meningkat kembali pada tahun 2004 menjadi US$ 309.061.520. Tahun 2005, nilai impor jahe dunia sebesar US$ 314.061.520 kemudian menurun menjadi US$ 259.952.856 pada tahun 2006 dan menjadi US$ 289.056.258 pada tahun 2007.
Kurva fluktuasi nilai impor jahe dunia
Sumber : 
UN Comtrade, 2009
Indonesia pernah menguasai pangsa pasar jahe dunia dengan nilai ekspor terbesar pada tahun 1990 sampai 1993 namun sejak tahun 1994 sampai tahun 2007 posisi ini digantikan Cina. Lima negara pengekspor jahe terbesar pada tahun 2007 adalah Cina dengan nilai ekspor US$ 153.298.869, Belanda US$ 16.178.743, Thailand dengan nilai ekspor sebesar US$ 14.890.545, India di urutan keempat dengan nilai US$ 8.951.147, dan Brazil sebesar US$ 6.436.831 sedangkan pada tahun 2009, Indonesia hanya menempati posisi ke-14 dengan nilai ekspor sebesar US$ 1.635.026. Atas dasar tersebut, Pemerintah melalui BPEN mengikutsertakan jahe dalam program pengembangan komoditas ekspor nonmigas. Dalam program pengembangan komoditas jahe tersebut,setidaknya ada tiga hal yang ingin dicapai, yaitu peningkatan produksi komoditas jahe sebagai sumber devisa, peningkatan pendapatan petani dan diversivikasi hasil jahe melalui berbagai industri pengolahan jahe.
Kondisi saat ini permintaan dunia akan obat-obatan alami yang meningkat maka permintaan akan tanaman jahe juga ikut meningkat. Dengan demikian, peluang pasar jahe juga semakin besar, sehingga untuk dapat menguasai dan memenuhi permintaan yang semakin bertambah, pengusaha jahe harus meningkatkan produksinya. Perkembangan komoditas jahe dapat dilihat dari ekspor jahe Indonesia ke luar negeri yang berfluktuasi dengan nilai ekspor yang semakin menurun. Dengan perkembangan yang terjadi, usaha Indonesia untuk menguasai pangsa pasar jahe dunia tidaklah mudah. Adanya pesaing-pesaing besar dalam perdagangan dunia pada komoditas jahe mendorong industri jahe Indonesia untuk bersaing di pasar internasional.
sumber : egamans.wordpress.com/2009/12/14...temukan/
Struktur pasar jahe dunia dianalisis agar dapat mengetahui perilaku pengusaha jahe di pasar internasional. Analisis ini dilakukan dengan Hirschman Herfindahl Index danConcentration Ratio empat produsen jahe terbesar dunia, yaitu Cina, Belanda, Thailand, dan India. Keunggulan komparatif jahe Indonesia akan dianalisis menggunakan Revealed Comparative Advantage dengan periode analisis tahun 2000 sampai tahun 2007. Selain itu, keunggulan kompetitif jahe Indonesia akan dianalisis dengan Porter’s Diamond. Untuk lebih jelasnya, kerangka pemikiran dalam penelitian ini dipaparkan dalam Gambar berikut ini :
Daya saing komoditi jahe Indonesia di pasar internasional dapat diketahui melalui metode RCA (Revealed Comparative Advantage). Analisis daya saing jahe dilakukan satu per satu untuk masing-masing negara yaitu Malaysia, Singapura, Jepang, dan Bangladesh. Negara tersebut dipilih berdasarkan nilai ekspor terbesar Indonesia ke empat negara tujuan ekspor jahe Indonesia. Setelah memperoleh nilai RCA negara Indonesia ke empat negara tujuan ekspor jahe terbesar Indonesia, nilai RCA digunakan untuk mengukur daya saing Indonesia ke pasar tujuan utama ekspor. Untuk keunggulan komparatif, di pasar Malaysia, Indonesia memiliki daya saing yang baik pada tahun 2000 sampai tahun 2004. Dari tahun 2005 sampai 2007, daya saing Indonesia di pasar ini lemah dengan nilai RCA yang kurang dari satu. Di pasar Singapura, Indonesia memiliki daya saing yang kuat pada tahun 2000 sampai 2002. Setelah tahun 2003 sampai 2007, Indonesia sudah tidak memiliki daya saing yang kuat di pasar ini. Di Jepang, selama tahun 2000 sampai 2007, daya saing Indonesia selalu lemah dengan nilai RCA yang selalu kurang dari satu. Sedangkan di Bangladesh, jahe Indonesia dapat diterima baik selama tahun 2000 sampai tahun 2005, kecuali tahun 2003, karena tahun ini daya saing jahe Indonesia di pasar Bangladesh menurun. Setelah tahun 2005, daya saing jahe Indonesia di pasar ini melemah dengan nilai RCA yang kurang dari satu sampai tahun 2007. Menurunnya daya saing Indonesia disebabkan oleh penurunan nilai ekspor karena menurunnya kualitas jahe Indonesia. Berdasarkan hasil analisis menggunakan Porter’s Diamond, faktor yang menjadi kekuatan Indonesia di pasar internasional adalah :
(1) Sumberdaya alam
Indonesia diciptakan sebagai negara yang kaya akan sumberdaya alam. Jahe tumbuh baik pada daerah dengan curah hujan antara 2.500 sampai 4.000 milimeter per tahun. Semakin tinggi curah hujan, bobot rimpang yang dihasilkan akan semakin meningkat. Jahe peka terhadap kekurangan air sehingga tanaman ini cocok dipilih ditanam pada daerah dimana sebaran hujannya merata. Walaupun begitu, tanaman ini menghendaki banyak sinar matahari. Jahe dapat tumbuh pada ketinggian tempat antara 10 sampai 1.500 meter dari permukaan laut. Untuk jahe besar. pada ketinggian tempat kurang lebih 500 meter dari permukaan laut pertumbuhan rimpangnya akan optimum. Jahe menghendaki tanah yang subur, banyak mengandung humus dan berdrainase baik. Tanah latosol merah coklat dan andosol umumnya dapat ditanami jahe. Tekstur tanah yang baik untuk tanaman ini adalah lempung berpasir, liat berpasir dan tanah laterik. Jahe dapat tumbuh pada keasaman tanah (pH) 4,3 sampai 7,4, tetapi pH optimumnya adalah 6,8 sampai 7,0 (Januwati, 1988 dalam Balai Penelitian Tanaman Obat dan Rempah, 1997). Berdasarkan karakteristik diatas, Indonesia memiliki wilayah yang sangat cocok digunakan sebagai tempat untuk menanam jahe.
(2) Permintaan luar negeri
Dari berbagai bentuk komoditas jahe yang terdiri dari jahe segar dan jahe olahan, selama periode tahun 2001 sampai 2007 terlihat ekspor jahe Indonesia masih sangat kecil proporsinya dibandingkan dengan permintaan impor jahe dunia. Hal ini dapat dilihat dalam Tabel berikut :
Masih kecilnya kontribusi ekspor Indonesia terhadap impor dunia ini tidak menutup kemungkinan Indonesia untuk memperbesar ekspornya. Di sisi lain, tidak seimbangnya kebutuhan dunia yang relatif besar dengan persediaan yang relatif kecil dapat dijadikan tolak ukur pengembangan usaha penanaman jahe (Paimin FB dan Murhananto, 2000). Tren kebutuhan jahe dunia yang relatif besar akan menjadi pasar yang potensial bagi Indonesia.
(3) Industri terkait dan pendukung
Industri terkait komoditas jahe adalah industri obat tradisional industri makanan dan minuman juga industri kosmetika. Kondisi masyarakat yang back to naturemembuat industri obat tradisional menjadi besar dan kebutuhan akan jahe ikut meningkat karena jahe merupakan salah satu bahan penting dari industri ini. Seiring perkembangan, industri makanan dan minuman yang berbahan dasar jahe juga digemari oleh masyarakat sehingga kedua industri ini menjadi industri yang sangat kuat mendukung perkembangan dalam komoditas jahe. Industri pendukung dari komoditas ini berupa penangkar benih yang dapat membantu petani untuk mendapatkan benih berkualitas, yang pengembangannya dilakukan oleh Deptan.
(4) Peranan pemerintah
Pemerintah memegang peranan penting bagi perdagangan jahe Indonesia di pasar internasional. Peran yang dilakukan pemerintah tentunya akan menjadi peluang atau bisa juga penghambat. Di Indonesia, pihak yang berperan dalam perdagangan komoditi jahe adalah Departemen Perdagangan dan Departemen Pertanian.
(5) Peranan kesempatan juga persaingan dan struktur pasar.
Jahe adalah komoditas yang tidak tergantikan. Khasiatnya sebagai penghangat tubuh memiliki keunikan yang khas yang tidak dimiliki oleh komoditas lain. Peluang pasar bagi komoditas ini sangat besar. baik di pasar lokal dengan semakin menjamurnya industri obat, makanan, dan minuman yang berbahan dasar jahe, maupun di pasar internasional dengan total impor dunia yang besar dengan kecenderungan impor yang meningkat. Peluang pasar bagi jahe Indonesia terbuka lebar di pasar dunia terutama di pasar Bangladesh, Malaysia, Singapura, dan Jepang. Negara ini menerima ekspor jahe dari Indonesia dalam jumlah yang besar. Namun, negara tersebut juga menerima ekspor dari negara lain dengan jumlah yang lebih besar, seperti dari negara Cina. Dengan melihat peluang pasar tersebut, peningkatan produksi jahe untuk memenuhi kebutuhan lokal dan ekspor akan sangat baik, dengan syarat peningkatan produksi ini harus memenuhi standar mutu yang ditetapkan pasar.
Sedangkan Berdasarkan hasil analisis menggunakan Porter’s Diamond pula, faktor yang menjadikelemahannya adalah sumberdaya modal, sumberdaya manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi, sumberdaya infrastruktur dan kondisi permintaan domestik.
Masalah utama ekspor jahe Indonesia adalah produksi yang tidak stabil dan mutu yang kurang baik. Untuk memperbaiki masalah ini maka strategi pengembangan yang dapat dilakukan adalah pembentukan kemitraan antara petani dengan pengusaha dan eksportir, mengadakan bimbingan, pendampingan dan pembinaan kepada msyarakat petani jahe, melakukan teknik budidaya yang tepat, dan perlakuan pemanenan dan pascapanen yang tepat.
Pasar jahe dunia dengan struktur pasar dominan yang secara langsung berakibat Indonesia tidak dapat mempengaruhi harga (price taker). Namun, dengan struktur pasar perdagangan jahe yang dominan, dengan peningkatan kualitas melalui ilmu pengetahuan dan teknologi, Indonesia bisa meraih pangsa pasar yang lebih besar. Sehingga, produksi komoditas jahe dapat berfungsi sebagai sumber devisa bagi negara dan dapat meningkatan pendapatan petani.
Referensi :



"Achmad Saiful Alim 2001, Kajian Proses dan Analisis Finansial Produksi Bubuk Jahe pada Industri Skala Rumah Tangga"

"Anonim, Pengantar Ilmu Pertanian"

"Anonim, Pertanian Non Pangan"

"Fitri Amelia (2009). Analisis Daya Saing Jahe Indonesia di Pasar Internasional"

" Monika Mindamora S (2000). Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Produksi dan Ekspor Jahe di Indonesia"